Ditulis Oleh : Zakaria Efendi, A.Md.RO., S.K.M., M.M.

Penyetelan bingkai harus dilakukan dalam langkah yang berurutan, mulai dari bagian depan bingkai menuju ke belakang

Langkah 1: Kesejajaran horisontal. Kesejajaran bagian depan frame secara horisontal (gunakan mata dan bagian2 wajah seperti alis mata sebagai referensi) dan liputan wajah harus dilakukan sebelum penyetelan bagian temple. Perubahan apapun pada bagian depan akan mempengaruhi sudut pantoskopik dan panjang lekukan sehingga bagian depan harus disetel terlebih dahulu.

Langkah 2: Sudut pantoskopik. Sudut pantoskopik perlu disetel sesuai dengan tipe lensa dan ciri-ciri wajah pasien.  Sebagai contoh, sudut pantoskopik mungkin harus dikurangi untuk menghindari penempelan bingkai ke pipi pasien. Namun, prioritas harus diberikan pada kebutuhan lensa. Artinya, bila ciri-ciri wajah pasien tidak memungkinkan sudut pantoskopik yang cukup, maka bingkai lain perlu dipilih kembali.

Langkah 3: Lebar temple: Lebar temple harus disetel agar temple tidak menyentuh bagian pinggir kepala didepan telinga.  Tang kotak-bundar adalah alat yang paling efektif untuk penyetelan ini, dimana bagian bundarnya dapat membentuk sudut yang tepat dengan bagian atas temple. Untuk bingkai plastik,  mungkin perlu untuk mengikir bagian engsel temple agar temple dapat disetel keluar.

Langkah 4: Side bow. Setelah temple dibuka agar tidak menekan bagian depan telinga pasien, bingkai harus dibengkokkan sedikit agar tekanan berada pada bagian dasar segitiga fitting. Ini meliputi pemberian tekanan yang sama rata sepanjang temple dengan jari-jari tangan kita.  Bila dipakai bingkai plastik, maka temple harus dipanaskan.

Langkah 5: Panjang untuk melengkung.  Kedua langkah terakhir meliputi pelengkungan di bagian ujung akhir temple.  Tipe lengkungan yang benar ialah lengkungan yang pasti /tajam seperti bentuk yang dirancang pabrik.  Jangan berbentuk bulat atau terdapat beberapa lengkungan.  Menurut  Brooks dan Borish, “Lengkungan yang baik ialah lengkungan yang tajam.”

Lengkungan harus dimulai sekitar 2 mm dibelakang akar telinga untuk memungkinkan terjadinya sedikit gerakan, terutama otot wajah.  Lengkungan harus mengikuti bentuk akar telinga paling sedikit separuh dari sudut kebawah.

Langkah 6: Setelah posisi dan sudut lengkungan sudah selesai, maka fitting bagian pinggir kepala harus dilakukan.  Bingkai harus serapat mungkin mengikuti bentuk dari tulang mastoid.  Bila bentuk kepala agak benjol dan bagian ujung temple tetap lurus, maka akan terjadi tekanan di titik-titik dimana bagian ujung temple  merupakan tangensial ke benjolan tsb.

Kesimpulan

Pasien lebih sering dan lebih mungkin mengeluh karena ketidaknyamanan fisik dibandingkan ketidaknyamanan visual.  Oleh karena itu, mengetahui langkah-langkah dalam penyetelan frame yang baik sangat penting untuk kepuasan pasien.  Kebanyakan lensa kacamata yang moden menuntut fitting kacamata yang akurat dan hati-hati agar dapat merasakan manfaatnya yang maksimum.

Referensi : The International Centre for Eyecare 2000. Education Presbyopia Education Program, Sydney