Oleh : Rangga Adhitia Hermawan, S.M.

Keratitis adalah radang pada kornea yang ditandai dengan edema pada kornea, infiltrasi sel radang, dan kongesti ciliaris. Keratitis berhubungan dengan penyakit infeksi dan non-infeksi, seperti sistemik atau lokal dari permukaan mata. ‘

Keratitis umumnya terjadi akibat adanya kerusakan epitel kornea, yang merupakan salah satu mekanisme pertahanan kornea terhadap pathogen. Penyebab kerusakan epitel kornea dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti trauma, infeksi virus, infeksi bakteri, parasite, jamur,  penggunaan lensa kontak, dan akibat keadaan defisiensi air mata.

Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan terdapat 39 juta orang mengalami kebutaan. Kebutaan kornea menempati urutan kelima sebagai penyebab kebutaan penduduk di dunia setelah katarak, glaukoma, degenerasi makula, dan kelainan refraksi. Sedangkan di negara-negara berkembang beriklim tropis, kebutaan kornea merupakan urutan kedua setelah katarak sebagai penyebab kebutaan dan penurunan ketajaman penglihatan. Kemudian orang-orang yang bekerja sebagai petani juga meningkatkan resiko terjadinya keratitis. (WHO, 2012).

Gejala awal keratitis adalah mata merah. Gejala ini kemudian bisa disertai dengan gejala lainnya, seperti: nyeri, bengkak, iritasi, sensitive terhadap cahaya, tidak bisa membuka mata, sensasi adanya benda kecil seperti pasir didalam mata, dan perubahan kualitas penglihatan.

Keratitis termasuk penyakit yang bisa dihindari. Adapun langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan antara lain: melepas lensa kontak sebelum tidur atau berenang, merawat serta membersihkan lensa kontak secara rutin, mengganti lensa kontak sesuai dengan aturan pakai, hindari penggunaan obat tetes kecuali atas ijin dokter, dan yang paling penting adalah rutin mencuci tangan sebelum menyentuh daerah sekitar mata.

Jika dirasa kita terkena keratitis dengan gejala-gejala yang sudah disebutkan sebelumnya maka sudah sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis, agar mendapatkan penanganan sebelum menjadi semakin parah karena terlambat mendapatkan penanganan. Jagalah kesehatan mata kita dari ancaman keratitis serta rutin memeriksakan diri ke dokter minimal 2 (dua) kali dalam setahun.

Referensi

Dana Michael, “Hubungan Paparan Sinar Ultraviolet dan Penggunaan Alar Pelindung Diri (APD) terhadap Keluhan Fotokeratitis Pada Petani Di Desa Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan”, Skripsi, 2021, Universitas Lampung.

Handayani Dewi, “Kajian Sistematik: Identifikasi Patogen Penyebab Biofilm-Associated Keratitis (Keratitis Kronik) Pada Pengguna Lensa Kontak”, Skripsi, 2021, Universitas Hasanuddin.

https://health.kompas.com/penyakit/read/2021/09/27/200000368/keratitis

https://mydoctors.id/keratitis/

https://www.halodoc.com/artikel/trauma-pada-mata-bisa-sebabkan-keratitis