Pemeriksaan Giemsa ditemukan oleh Gustav Giemsa pada tahun 1900, menggabungkan bahan berupa methylene blue, dan eosin serta gliserol sebagai agen stabilitator. Pemeriksaan ini menggunakan warna polikromatik. Pemeriksaan Giemsa awalnya digunakan untuk mendeteksi parasit, seperti Malaria dan Treponema pallidum, namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan pemeriksaan ini digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa pada penyakit atau gangguan pada mata. (WHO,2016)

Pada pemeriksaan Giemsa akan dipengaruhi oleh proses fiksasi, lama pengecatan, kadar Ph, larutan atau buffer. Pewarnaan Giemsa difokuskan untuk mengidentifikasi keberadaan sel radang serta morfologinya pada sampel. Pada konjungtivis bakteri ditemukan adanya sel leukosit polimorfonuklear. Pada konjuntivitis yang disebabkan karena virus akan ditemukan sel mononuklear, limfosit. (N.K.Niti, 2020)

Berikut prosedur persiapan untuk pemeriksaan dengan Giemsa:

  • Menyiapkan sampel pada slide preparat dan larutan Giemsa 10%
  • Melakukan fiksasi dengan meneteskan methanol menggunakan alat pipet Pasteur
  • Dikeringkan di udara dalam waktu kurang lebih 2 menit
  • Slide preparat tadi direndam atau diteteskan dengan larutan Giemsa 10% secara perlahan hingga seluruh area tertutup selama 8-10 menit
  • Kemudian dicuci di air mengalir
  • Slide preparat tidak dibilas secara langsung di air mengalir
  • Slide preparat dikeringkan di udara dan diposisikan secara vertikal untuk mempercepat pengeringan
  • Preparat siap diamati (N.K.Niti, 2020)

Gambar 1. Prosedur Pemeriksaan Giemsa

Jenis penyakit mata yang dapat dilakukan pemeriksaan dengan Giemsa:

  • Konjungtivitis
  • Konjungtivitis chlamydial (Trakoma)
  • Konjungtivitis inklusi
  • Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks
  • Keratocongjutivitis (Lee, 2021)

Pemeriksaan Sitologi pada Konjuntivitis:

  1. Gunakan aplikator yang berujung lembut dengan pegangan dan kepala plastik dengan ujungnya terdapat dari kapas, dakron atau kalsium alginat. Hal ini digunakan untuk pengumpulan spesimen konjungtiva
  2. Usapan dari kalsium alginat akan menghasilkan organisme dengan baik
  3. Saat pengambilan sampel, pasien diminta untuk melihat ke atas dan kelopak mata ditarik ke bawah
  4. Basahi aplikator kerokan sebelum mengambil sampel
  5. Gosokkan sepanjang kantong konjungtiva dari arah medial ke lateral dan arah sebaliknya
  6. Hasil hapusan langsung diinokulasikan pada agar darah (inkubasi aerob)

(N.K.Niti, 2020)

Gambar 2. Pengambilan Hapusan Konjungtiva

Sumber pustaka :

N.K.Niti, S. (2020). Prosedur pemeriksaan mikrobiologi pada penyakit mata. In Journal of Undayana University.

WHO. (2016). Giemsa Staining of Malaria Blood Films. Malaria Microscopy Standard Operating Procedure—MM-SOP-07A. World Health Organization, Geneva, Switzerland, 1–6. Retrieved from http://www.wpro.who.int/mvp/lab_quality/2096_oms_gmp_sop_07a_rev.pdf

 Lee, W. A., & Chen, C. C. (2021). Adult inclusion conjunctivitis diagnosed by polymerase chain reaction and Giemsa stain. IDCases27, e01367. https://doi.org/10.1016/j.idcr.2021.e01367