Sebagai indra penglihatan, mata merupakan organ tubuh manusia yang sangat penting. Gangguan pada fungsi mata dapat menimbulkan masalah serius sebab berpotensi menghambat produktivitas seseorang. 

Mengacu data World Health Organization (WHO), low vision menjadi gangguan penglihatan dengan jumlah penderita lebih besar dibandingkan kebutaan. Di Indonesia, terdapat sekitar 210 ribu anak usia 0 hingga 15 tahun yang mengalami low vision.

Perlu diketahui sebelumnya bahwa low vision bukan merupakan kebutaan total. Kebutaan total artinya adalah tidak mampu melihat sama sekali, sedangkan low vision sendiri kadang kala masih mampu melihat namun dengan pandangan yang terbatas atau rendah. Seseorang yang mengalami low vision masih dapat melihat berbagai objek, seperti huruf angka dan bentuk bahkan juga masih peka terhadap cahaya yang datang. Tentu saja hal ini berbeda dengan kebutaan total yang tidak melihat objek maupun cahaya apapun.

Low Vision dan permasalahan mata lainnya adalah gangguan kesehatan yang serius sebab dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup seseorang, mulai dari kemampuan produktivitas, kemampuan individu, bahkan bisa mengganggu kegiatan sehari-hari. WHO atau badan kesehatan dunia sendiri telah menyatakan bahwa paling tidak terdapat 2,2 miliar orang di dunia yang mengalami gangguan penglihatan. Hal tersebut paling banyak terjadi karena kelainan refraksi, seperti mata plus, minus, dan silinder, serta katarak.

Karenanya, penderita gangguan penglihatan ini harus segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Penyebab Low Vision

Penyebab low vision terbanyak adalah degenerasi makula. Yakni penurunan fungsi pada makula,  bagian mata berbentuk titik kecil bulat di bagian belakang retina yang memiliki sel penglihatan.

Degenerasi makula ini bisa terjadi atau dipicu oleh beberapa hal, terutama faktor usia tua (di atas 45 tahun), glaukoma, katarak, dan diabetes.

Selain degenerasi makula, faktor lain yang bisa menyebabkan low vision antara lain cedera mata, cedera otak, kanker mata, albinisme, dan kelainan bawaan seperti retinitis pigmentosa.

Pada anak-anak, low vision bisa terjadi akibat albinisme, katarak kongenital, glaukoma, nistagmus, dan kelainan saraf retina dan optik.

Gejala Low Vision

Gejala Low Vision

Meskipun gejalanya mirip dengan gangguan penglihatan lain seperti kelainan refraksi, gangguan akibat low vision tidak membaik meskipun mencoba memakai kacamata. Kemiripan gejala ini karena salah satu penyebabnya adalah kelainan refraksi yang dibiarkan dan tidak dikoreksi.

Berikut ini gejala-gejala yang sering terjadi:

  • Kesulitan mengenali wajah. Ini adalah gejala paling umum.
  • Kesulitan mengukur jarak objek seperti tangga, trotoar, dan dinding. Ini juga gejala umum seperti sebelumnya.
  • Kesulitan membaca dan menulis kecuali dari jarak yang sangat dekat.
  • Hanya bisa membaca huruf-huruf berukuran besar.
  • Warna-warna benda tampak pudar.
  • Garis yang lurus terlihat miring.
  • Sulit mengemudi di malam hari.

Cara Penanganan

Terlebih dahulu dokter mata akan memastikan diagnosa dengan sejumlah pemeriksaan mata. Dokter akan mengidentifikasi penyebabnya sebelum menentukan cara penanganan yang tepat.

Misalnya, jika penurunan penglihatan terjadi akibat retinopati diabetik, pengobatan diabetes menjadi cara utama untuk memulihkan dan mempertahankan penglihatan pasien. Jika terjadi akibat katarak kongenital, operasi katarak merupakan tindakan utama.

Meskipun low vision bersifat permanen dan tidak bisa diatasi dengan kacamata, lensa kontak, atau operasi, penggunaan alat bantu penglihatan bisa membantu mempertajam penglihatan. Beberapa jenis alat bantu visual untuk mengatasi gangguan penglihatan ini adalah sebagai berikut:

  • Kacamata teleskopik
  • Lensa penyaring cahaya
  • Kacamata pembesar
  • Kacamata baca lensa prisma (reading prism)

Selain alat bantu penglihatan, perangkat non-optik juga bisa membantu memperjelas penglihatan pasien. Antara lain:

  • Aplikasi pembaca teks (text-to-speech)
  • Rekaman audio
  • Bahan cetak atau dokumen dengan teks berukuran besar
  • Perlengkapan lampu khusus
  • Ponsel dengan kontras tinggi dan ukuran angka yang besar

Pencegahan

Tips mencegah low vision dari adalah dengan deteksi dini apabila merasa ada gangguan penglihatan, maka segera periksakan ke tenaga kesehatan. Dan perlunya  mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kebutuhan penyandang low vision.

Daftar Pustaka

https://ikpamijabar.org/2019/08/10/low-vision-di-sekitar-kita/

https://jec.co.id/id/service/low-vision

https://kmu.id/low-vision/

https://nationaleyecenter.id/low-vision/

https://unair.ac.id/mengenal-low-vision-gangguan-penglihatan-yang-harus-segera-ditangani/

https://viooptical.com/mengenal-apa-itu-low-vision-ciri-ciri-dan-bagaimana-cara-mengatasinya

https://www.sec.rsisultanagung.co.id/2018/05/04/angka-low-vision-pada-pelajar-tinggi/