Ditulis Oleh : Nisa Zakiati Umami, A.Md.RO., S.Ip.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mempunyai tujuan spesifik yaitu mencapai tujuan untuk kesembuhan. Komunikasi terapeutik dilakukan berdasarkan rencana yang dibuat secara spesifik. Komunikasi terapeutik dilakukan oleh orang-orang yang spesifik, yaitu praktisi profesional (perawat, dokter, bidan) dengan klien yang memerlukan bantuan, sedangkan komunikasi sosial dilakukan oleh siapa saja (masyarakat umum) yang mempunyai minat yang sama. Dalam komunikasi terapeutik terjadi sharing informasi yang berbeda (unequal share information) (Sarfika Riska et al., 2018).

Komunikasi terapeutik dibangun atas dasar untuk memenuhi kebutuhan klien. Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien. Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan seorang profesional dengan teknik- teknik tertentu yang mempunyai efek penyembuhan. Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk membina hubungan saling percaya terhadap klien dan pemberian informasi yang akurat kepada klien (Sarfika Riska et al., 2018).

Komunikasi terapeutik ini dapat dilakukan oleh seorang RO dan diterapkan di salah satu Faskes Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti contohnya Optik. Komunikasi terapeutik harus terjalin diantara RO dan Klien guna memberikan informasi yang akurat terkait kesehatan mata dan dengan tujuan yang utama yaitu memberikan penyembuhan (koreksi) penglihatan Klien dengan terapi kacamata.

Berikut adalah prinsip umum Komunikasi Terapeutik:

  • Realisasi Diri

Seorang RO saat menghadapi pasiennya harus melakukan realisasi diri. Artinya, seorang RO haruslah melihat dirinya alias bercermin terlebih dahulu apa yang ia miliki dan apa yang tidak ia miliki. Dengan begitu, maka ia dapat memahami apa yang dimiliki dan apa yang tidak dimiliki oleh kliennya.

  • Penerimaan

Saling menerima dari apa yang sedang dialami adalah kunci dalam komunikasi terapeutik. Dalam hal ini sama halnya dengan saling percaya antara RO dengan klien. RO yang memahami dengan menerima keunikan dan apa yang dimiliki oleh pasiennya, maka ia dapat berkomunikasi dengan rasa dan logika sesuai dengan realita yang ada. Penerimaan ini bisa secara fisik maupun mental, baik materil maupun non materil.

  • Penghormatan

Kehormatan pada seorang individu adalah hal yang sangat penting. Hal ini bisa saja dipertahankan dengan cara menjaga kehormatannya dengan menjaga nama baik. Sama halnya dengan klien yang juga memiliki kehormatan tersendiri. Jadi, seorang RO jangan sekalipun memandang remeh seorang klien walaupun mereka sedang mengalami sakit, karena mereka juga manusia.

  • Perubahan

Komunikasi terapeutik dilakukan dengan tujuan bahwa adanya perubahan dalam diri individu setelah melakukan proses komunikasi. Tentunya perubahan tersebut diharapkan merupakan perubahan yang lebih baik. Klien yang awalnya kurang percaya diri saat menggunakan kacamata, kini berubah menjadi percaya diri. Dan masih banyak lagi perubahan yang lebih baik lagi yang bisa dirasakan setelah komunikasi terapeutik.