Oleh: Rangga Adhitia Hermawan, S.M.

Degenerasi makula adalah gangguan penglihatan yang terjadi pada orang lanjut usia (lansia). Lansia yang terserang penyakit ini akan merasakan pandangannya buram, yang dimulai dari tengah penglihatan. Degenerasi macula lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Penderita kondisi ini akan mengalami gangguan dalam membaca, mengemudi, menulis, atau mengenali wajah seseorang.

Degenerasi makula terkait usia/AMD merupakan kondisi
degeneratif pada makula, yang menyebabkan penurunan sampai hilangnya penglihatan, sehingga mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Sebagai usaha untuk menurunkan insidensi dan perkembangan dari penyakit AMD, dapat dilakukan pencegahan dari faktor resiko termodifikasi, salah satunya yaitu hipertensi. Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan global, menyebabkan 13% dari seluruh kematian di dunia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, hipertensi merupakan salah satu penyebab mayor morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Hipertensi disebutkan terlibat dalam patogenesis AMD, terkait dengan aktivitas angiotensin dan VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor). Untuk mengetahui distribusi pasien AMD yang menderita hipertensi dan tidak, diperlukan data profil tekanan darah dari pasien AMD. Sampai saat ini masih sedikit data yang tersedia tentang profil tekanan darah pada pasien AMD di Indonesia.

Diperkirakan sekitar 8 juta penduduk dunia akan mengalami kehilangan penglihatan akibat komplikasi retina termasuk AMD (Age-related Macular Degeneration) pada tahun 2020, (Bressler, 2002). Di Indonesia, jumlah penderita AMD akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Banyak faktor yang perlu diperhatikan yaitu faktor resiko okular, faktor resiko gaya hidup, faktor resiko medis, faktor resiko genetik, dan faktor lainnya.

Gejala utama pada penyakit ini meliputi:

  1. Distorsi garis lurus, membuat terlihat bergelombang.
  2. Gelap atau daerah putih komplit dipusat penglihatan.
  3. Perbedaan persepsi warna.
  4. Perubahan dalam melihat warna
  5. Penurunan penglihatan secara tiba-tiba.
  6. Kehilangan penglihatan pusat.

Tipe pengobatan yang tersedia pada penyakit ini

  1. Suntikan anti-angiogenik
  2. Terapi laser
  3. Terapi laser fotodinamik
  4. Suplementasi vitamin
  5. Translokasi (pemindahan lokasi) retina
  6. Bedah submakular

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasan degenerasi makula ini, mulai sejak dini olahraga secara rutin, menggunakan kacamata dengan lensa khusus dan juga gunakan topi pada saat beraktifitas diluar ruangan, menjalani pemeriksaan mata rutin, untuk mendeteksi gangguan mata lebih dini, serta memperbanyak konsumsi makan yang mengandung antioksidan, seperti buah dan sayur.

Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/degenerasi-makula

https://www.docdoc.com/id/info/condition/degenerasi-makular

Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, “Degenerasi Makula Karena usia”, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia, 2018.

Syahru Romadhan, Yenni, “Mendeteksi Dini Pasien Low Vision Di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2019”, 2019, Jurnal Ilmiah Binalita Sudama, Stikes Binalita Sudama.

Velilla S., Garcia-Medina JJ., Garcia-Layana A., et al. (2013). “Smoking and age-related macular degeneration: Review and update.” Journal of Ophthalmology.

            Zihantoro Sarah Shyma, Profil Tekanan Darah Pada Pasien Degenerasi Makula Terkait Usia Di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, 2018, Skripsi, Universitas Gadjah Mada.