Mata adalah salah satu organ penting yang berfungsi sebagai indra penglihatan dan memberikan informasi secara visual menjadi organ yang sangat penting bagi manusia. Saat ini kasus gangguan penglihatan masih banyak terjadi mulai dari gangguan yang ringan hingga berat yang dapat menyebabkan kebutaan. Salah satu penyakit mata yang dapat mengakibatkan kebutaan adalah trakoma.

Trakoma adalah suatu bentuk keratokonjungtivitis kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia Trachomatis.

Trakoma adalah salah satu penyakit tertua yang terkenal di dunia sejak dahulu. Penyakit ini dikenal sebagai penyebab trikiasis sejak abad ke 27SM dan mengenai semua ras. Dengan 400 juta penduduk dunia yang terkena, penyakit ini menjadi salah satu penyakit kronik yang paling banyak dijumpai. Prevalensi dan berat penyakit yang beragam per regional dapat dijelaskan dengan dasar variasi hygiene perorangan dan standar kehidupan masyarakat dunia, kondisi iklim tempat tinggal, usia saat terkena, serta frekuensi dan jenis infeksi mata bacterial yang sudah ada.

Trakoma yang membutakan terdapat di Afrika, beberapa daerah di Asia, diantaranya suku aborigin di Australia, dan di Brazil utara. Masyarakat dengan trakoma yang lebih ringan dan tidak dapat membutakan terdapat di daerah-daerah yang sama, dan beberapa daerah Amerika Latin serta kepulauan pasifik.

Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak langsung dengan sekret penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan dan lain-lain. Periode inkubasi pada trakoma berkisar antara 5-14 hari dengan rata-rata sekitar 7 hari.

Trakoma disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serotype A, B, Ba, dan C. yang dimana masing – masing serotype ditemukan ditempat dan komunitas yang berbeda-beda. Chlamydia adalah gram negative yang berbiak intraseluler.

Secara klinis, trakoma dapat dibagi menjadi fase akut dan fase kronis, tetapi tanda akut dan kronis dapat muncul dalam waktu yang bersamaan dalam satu individu. Derajat keparahan dan infeksi mata oleh Chlamydia trachomatis dapat ringan sampai dengan berat. Banyak infeksinya bersifat asimtomatis. Sesuai dengan masa inkubasinya yaitu 5-14 hari, infeksi konjungtiva menyebabkan iritasi, mata merah, dan discharge mukoporulen. Keterlibatan kornea pada proses inflamasi akut dapat menimbulkan nyeeri dan fotofobia.

International Coalition for Trachoma Control (ICTC) telah merancang rencana yang strategis dan realistis untuk menghilangkan penyakit trakoma sebagai masalah kesehatan melalui SAFE Strategy : Surgery (opersi), Antibiotics (antibiotik), Facial cleanliness (kebersihan wajah) dan Enviromental (lingkungan).Perubahan perilaku yang dilakukan tersebut termasuk dalam sebuah proses modifikasi dan transformasi terhadap suatu objek yang didasari oleh pengetahuan, pengalaman, dan penelitian.

Untuk terhindar dari trakoma bukan hanya bergantung pada air bersih, melainkan kebersihan lingkungan pun menjadi faktor yang dapat menjauhkan seseorang dari ancaman trakoma. Maka dari itu mulailah kebiasaan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sedini mungkin agar terhindar dari ancaman trakoma.

Daftar Pustaka

            Delia Nurfalahita, “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Trachoma Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember”. Skripsi. Universitas Jember. 2018.

            Rismaida Oriza, “Hubungan Perilaku Penggunaan Air Sungai Dengan Keluhan Kesehatan Di Desa Canggai Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat” Skripsi, Universitas Teuku Umar. 2013.

            Setyo Bagus Hariyanto, “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Trakoma Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember”. Skripsi. Universitas Jember. 2019.