Ditulis oleh : Bunyamin R.A, A.Md.R.O.,S.E.,M.M

Perlu kita perhatikan untuk pemahaman dalam pemeriksaan tajam penglihatan (visus) dan sangat membantu pengetahuan dalam skrening kemampuan melihat juga akan membantu kita apakah kemampuan melihat tidak maksimal (normal).

Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan.

Cara memeriksa visus ada beberapa tahap:

1. Menggunakan ‘chart’ => yaitu membaca ‘chart’ dari jarak yang ditentukan, biasanya 5 atau 6 meter.

Digunakan jarak sepanjang itu karena pada jarak tersebut mata normal akan relaksasi dan tidak berakomodasi.
Kartu yang digunakan ada beberapa macam :

  • Snellen ‘chart’ => kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran yang berbeda  => untuk pasien yang bisa membaca.
Klik untuk memperbesar gambar
  • E chart => kartu yang bertuliskan huruf E semua, tapi arah kakinya berbeda-beda.
Klik untuk memperbesar gambar
  • Cincin Landolt => Kartu dengan tulisan berbentuk huruf ‘c’, tapi dengan arah cincin yang berbeda-beda.
Klik untuk memperbesar gambar

2. Cara memeriksa :

  • Kartu di letakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi lebih tinggi atau sejajar dengan mata pasien.
    Bila jarak 5 meter, maka  visus normal akan bernilai 5/5 artinya mata normal dapat melihat pada jarak 5 meter, pasien juga dapat melihat pada jarak 5 meter. Bila berjarak 6 m, berarti visus normalnya 6/6. Satuan selain meter ada kaki = 20/20, ada juga log (logaritma).
  • Pastikan cahaya harus cukup
  • Bila ingin memeriksa visus mata kanan, maka mata kiri harus ditutup dan pasien diminta membaca kartu.
  • Cara menilai visus dari hasil membaca kartu :
    • Bila pasien dapat membaca kartu pada baris dengan visus 5/5 atau 6/6, maka tidak usah membaca pada baris berikutnya => visus normal
    • Bila pasien tidak dapat membaca kartu pada baris tertentu di atas visus normal, cek pada 1 baris tersebut
      • Bila cuma tidak bisa membaca 1 huruf, berarti visusnya terletak pada baris tersebut dengan false 1. 
      • Bila tidak dapat membaca 2, berarti visusnya terletak pada baris tersebut dengan false 2.
      • Bila tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang ada, berarti visusnya berada di baris tepat di atas baris yang tidak dapat dibaca.
      • Bila tidak dapat membaca satu baris, berarti visusnya terdapat pada baris di atasnya.
    • Bila terdapat penurunan visus, maka cek dengan menggunakan pinhole (alat untuk memfokuskan titik pada penglihatan pasien)
      • Bila visus tetap berkurang => berarti bukan kelainan refraksi
      • Bila visus menjadi lebih baik dari sebelumnya => berarti merupakan kelainan refraksi
  • Contoh: membaca Snelleen chart
Klik untuk memperbesar gambar
  • Snelleen chart yang yang digunakan dalam ukuran kaki = normalnya 20/20. Misal, pasien dapat membaca semua huruf pada baris ke 8. Berarti visusnya normal
    • Bila hanya membaca huruf E, D, F, C pada baris ke 6 => visusnya 20/30 dengan false 2.
      Artinya, orang normal dapat membaca pada jarak 30 kaki sedangkan pasien hanya dapat  membacanya pada jarak 20 kaki.
    • Bila pasien membaca huruf Z, P pada baris ke 6 => visusnya 20/40
    • Bila tidak dapat membaca huruf pada baris ke 6, cek baris ke 5 dengan ketentuan seperti di atas.
  • Cara pemeriksaan berlaku untuk E chart dan cincin Landolt.

3. Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan penghitungan jari

  • Penghitungan jari di mulai pada jarak tepat di depan Snellen Chart  => 5 atau 6 m
    • Dapat menghitung jari pada jarak 6 m => visusnya 6/60
    • Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, maka maju 1 m dan lakukan penghitungan jari. Bila pasien dapat membaca, visusnya 5/60. 
    • Begitu seterusnya, bila tidak dapat menghitung jari 5 m, di majukan jadi 4 m, 3 m, sampai 1 m di depan pasien.

4. Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu, maka dilakukan pemeriksaan penglihatan dengan lambaian tangan.

  • Lambaian tangan dilakukan tepat 1 m di depan pasien.
    Dapat berupa lambaian kekiri dan kanan, atau atas bawah. Bila pasien dapat menyebutkan arah lambaian, berarti visusnya 1/300

5. Bila  tidak bisa melihat lambaian tangan, maka dilakukan penyinaran, dapat menggunakan ‘pen light’
Bila dapat melihat sinar, berarti visusnya 1/~. Tentukan arah proyeksi :

  • Bila pasien dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang, berarti visusnya 1/~ dengan proyeksi baik
    Proyeksi sinar ini di cek dari 4 arah. Hal tersebut untuk mengetahui apakah tangkapan retina masih bagus pada 4 sisinya, temporal, nasal, superior, dan inferior.
  • Bila tak dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang, berarti visusnya 1/~ dengan proyeksi salah.

6. Bila tidak dapat melihat cahaya, maka dikatakan visusnya = 0

Leave a Reply