Oleh : Hanie Supandi, S.E.

Kornea adalah lapisan mata yang transparan dan berbentuk cembung. Lapisan ini berfungsi untuk memfokuskan cahaya masuk ke mata agar bisa ditangkap dan diproses oleh retina dalam proses melihat. Namun, pada keratoconus, kornea menjadi menipis serta menonjol dan berbentuk kerucut sehingga mengganggu penglihatan.

Keratoconus terjadi karena kornea mengalami penipisan sehingga menonjol ke luar dan tampak seperti kerucut. Kondisi ini menyebabkan mata tidak dapat fokus pada objek dengan benar atau pandangan menjadi kabur dan lebih sensitif terhadap cahaya. Keratoconus biasanya terjadi pada kedua mata dan lebih sering dialami orang berusia 10 sampai 25 tahun. Penyakit ini berkembang secara perlahan, bahkan dapat memburuk selama 10 tahun atau lebih.

Pada tahap awal keratoconus, gangguan daya lihat dapat dikoreksi menggunakan kacamata atau lensa kontak yang lunak. Seiring dengan berkembangnya masalah, biasanya dibutuhkan lensa kontak yang keras atau lensa tipe lainnya. Bila kondisi ini mengalami progresivitas hingga ke tahap lanjut, bisa jadi dibutuhkan transplantasi kornea.

Penyebab dan Faktor Risiko Keratoconus

Penyebab keratoconus belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan kondisi ini terkait dengan gangguan produksi kolagen, yaitu protein yang membantu menahan bentuk kornea serta menyusun jaringan kulit.

Ada beberapa faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya keratoconus, di antaranya:

  1. Memiliki keluarga yang pernah menderita keratoconus
  2. Sering menggosok mata dengan kuat dan kasar
  3. Menderita alergi atau iritasi pada mata
  4. Menderita penyakit autoimun, seperti retinitis pigmentosa 
  5. Menderita kelainan pada jaringan ikat, seperti sindrom Marfan dan Sindrom Ehlers-Danlos 

Gejala Keratoconus

Banyak pasien tidak menyadari bahwa mereka terkena gangguan penglihatan ini. Gejala paling awal adalah sedikit kaburnya penglihatan atau penglihatan yang perlahan semakin buruk. 

Adapun gejala lain dari keratoconus, diantaranya:
a. Silau dan lingkaran cahaya di sekitar lampu
b. Kesulitan melihat di malam hari
c. Iritasi mata atau sakit kepala yang berhubungan dengan sakit mata
d. Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya terang
e. Tiba-tiba memburuk atau penglihatan kabur

Jika Anda mengalami gejala tersebut, baiknya anda segera ke klinik mata terdekat untuk pemeriksaan.

Bagaimana keratoconus dapat dideteksi?

Selain riwayat medis lengkap dan pemeriksaan mata oleh dokter mata, perawatan mata profesional Anda dapat melakukan tes berikut untuk mendiagnosis:

  • Topografi kornea.
    Ini adalah cara paling akurat untuk mendiagnosis keratoconus dini dan mengikuti perkembangannya. Gambar terkomputerisasi diambil yang membuat peta kurva kornea.
  • Slit-Lamp Examination.
    Menggunakan cahaya dari slit-lamp untuk mengevaluasi bentuk kornea.
  • Pachymetry
    Tes ini digunakan untuk mengukur area tertipis dari kornea.

Pengobatan Keratoconus

Pengobatan keratoconus tergantung pada tingkat keparahan gejala serta berapa progresif kerusakan kornea yang terjadi. Umumnya, dokter akan mengobati keratoconus dengan cara meningkatkan penglihatan atau memperlambat kerusakan kornea. Berikut ini opsi pengobatan keratoconus:

1. Terapi Mata
Dokter akan menyarankan terapi mata menggunakan corneal collagen cross-linking atau ikatan silang kolagen kornea. Metode ini dilakukan dengan menggunakan tetes mata yang mengandung riboflavin (vitamin B2) dan juga terapi sinar ultraviolet. Terapi ini akan membuat kornea kaku sehingga bentuknya tetap terjaga dan normal. Terapi ini juga akan mengurangi risiko gangguan penglihatan progresif.

2. Lensa
Ada beberapa opsi lensa termasuk kacamata atau lensa kontak untuk mengatasi perubahan bentuk kornea, yaitu: Kacamata atau Lensa Kontak Lunak Dokter akan membuatkan jenis kacamata atau lensa kontak tekstur lunak untuk membantu menjaga bentuk kornea agar tidak semakin melengkung dan tipis. Pasien harus melakukan kontrol rutin dan mengganti lensanya secara berkala.

  • Lensa Kontak Kaku
    Menggunakan lensa kontak keras atau kaku untuk menjaga bentuk kornea. Anda mungkin merasa tidak nyaman dengan lensa kontak ini pada awal penggunaan, namun lensa kontak ini sangat membantu penglihatan Anda.
  • Lensa Piggyback
    Bila Anda tidak nyaman menggunakan lensa kontak kaku, maka dokter dapat meresepkan lensa kontak piggyback. Anda akan menggunakan dua lensa kontak, yaitu lensa kontak lunak yang kemudian dilapisi lensa kontak kaku.
  • Lensa Hybrid
    Lensa kontak yang memiliki desain sesuai kebutuhan Anda untuk menjaga bentuk kornea. Lensa kontak ini memiliki tekstur kaku pada bagian tengan, namun cincin lensa memiliki tekstur lembut.
  • Lensa Scleral
    Pada keratokonus dengan bentuk kornea yang lebih tidak teratur, Anda dapat menggunakan lensa scleral. Lensa scleral melindungi bagian putih mata dan tidak menyentuh kornea. Anda harus konsultasi secara berkala dengan dokter mata Anda bila menggunakan perawatan mata dengan lensa. Anda mungkin harus mengganti resep lensa tergantung pada perubahan kondisi mata Anda.

3. Operasi Kornea

Dokter mungkin akan menyarankan tindakan operasi kornea bila kerusakan bentuknya sudah semakin parah atau terdapat jaringan parut kornea akibat lapisan kornea sudah sangat tipis. Operasi kornea dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Penetrating Keratoplasty : Penipisan kornea yang sangat parah memerlukan tindakan transplantasi kornea (keratoplasti). Dokter akan mengangkat kornea lama dan menggantinya dengan kornea yang cocok dari pendonor.
  • Deep anterior lamellar keratoplasty (DALK) : Pembedahan kornea mata di mana lapisan kornea tetap dipertahankan dan menambah lapisan kornea agar ketebalan kornea sesuai. Itulah beberapa opsi pengobatan keratokonus.

Dokter akan melakukan perawatan sesuai dengan kondisi Anda. Komplikasi Keratoconus Lapisan kornea mungkin mengalami komplikasi jaringan parut (luka) akibat pembengkakan secara tiba-tiba dan cepat. Apabila kondisi ini terjadi, lapisan kornea akan rusak dan bekas jaringan parut tersebut akan mengganggu penglihatan.

Pencegahan Keratoconus

Cara mencegah keratokonus adalah dengan menjaga kesehatan mata, seperti:

  • Hindari mengucek mata secara agresif.
  • Beri istirahat pada mata dengan tidak fokus pada layar komputer atau ponsel terlalu lama.
  • Rajin konsumsi makanan sehat yang mengandung kolagen, antioksidan, vitamin A, C, E, asam lemak omega-3, lutein, dan zinc.
  • Selain itu, Anda harus rajin cek kesehatan mata bila mulai mengalami gangguan mata seperti iritasi mata atau penglihatan buram.
  • Bila perlu, Anda mungkin harus konsumsi vitamin mata secara khusus.

Itulah pembahasan lengkap tentang apa itu keratoconus. Keratoconus adalah gangguan mata akibat kelengkungan kornea yang memengaruhi fokus penglihatan. Mohon segera hubungi dokter mata bila Anda mengalami gangguan mata secara tiba-tiba.  

Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/keratoconus

https://doktersehat.com/penyakit-a-z/keratoconus/

https://health.kompas.com/penyakit/read/2021/10/30/190000468/keratoconus

https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-mata/keratoconus

https://kmu.id/keratoconus-gangguan-pada-kornea-penyebab-pencegahan/