Oleh : Rangga Adhitia Hermawan, S.M.

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Blefaritis biasanya terjadi pembengkakan pada folikel kelenjar minyak kecil yang berada pada kelopak mata. Kondisi ini umumnya terjadi akibat infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan, iritasi, dan kemerahan. Blefaritis mungkin juga disebabkan oleh gangguan kulit tertentu seperti rosacea atau ketombe. Peradangan ini tidak menular dan tidak menyebabkan gangguan penglihatan serius.

Blefaritis anterior adalah peradangan bilateral yang terjadi didaerah sekitar dasar bulu mata dan pada tepi kelopak mata. Pada blefaritis anterior pada umumnya memiliki 2 (dua) jenis utama yaitu, blefaritis stafilokokus dan blefaritis seboroik.

  • Blefaritis stafilokokus

Blefaritis stafilokokus disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang bersifat ulseratif. Biasanya dialami pada usia muda. Gejala umum pada blefaritis adalah perasaan terbakar atai panas, gatal, bertepi merah, terlihat adanya sisik atai granulasi yang menggantung pada tepi kelopak mata superior ataupun inferior.

  • Blefaritis seboroik

Blefaritis seboroik biasanya tidak bersifat ulseratif dan berkaitan dengan Pityrosporum ovale meskipun belum terdapat cukup bukti yang menyebutkan organisme ini sebagai penyebab blefaritis seboroik. Gejala klinis pada blefaritis seboroik dapat terjadi sendiri atau bersamaan dengan blefaritis stafilokokus.

  • Blefaritis posterior

Blefaritis posterior adalah peradangan kelopak mata pada bagian posterior akibat disfungsi dari kelenjar meibom, bersifat kronis dan bilateral. Penanganan pada kejadian blefaritis ini bisa dengan mengompres kelopak mata dengan kain yang dibasahi dengan air hangat.

Pemeriksaan Blefaritis

            Diagnosis blefaritis dapat dilakukan oleh dokter umum atau dokter mata. Hal pertama yang dilakukan dokter adalah melakukan Tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.

            Setelah itu dokter akan memeriksa kelopak mata pasien, baik bagian depan maupun belakang mata. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan mata dengan alat khusus yang menyerupai kaca pembesar.

Pemeriksaan Blefaritis

Diagnosis blefaritis dapat dilakukan oleh dokter umum atau dokter mata. Hal pertama yang dilakukan dokter adalah melakukan Tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.

            Setelah itu dokter akan memeriksa kelopak mata pasien, baik bagian depan maupun belakang mata. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan mata dengan alat khusus yang menyerupai kaca pembesar.

            Untuk mengetahui penyebab blefaritis atau kemungkinan penyakit mata lainny, dokter akan mengambil sampel dari kulit kering atau minyak di kelopak mata. Sampel tersebut akan dianalisa untuk mendeteksi infeksi jamut atau bakteri, serta kemungkinan adanya bakteri.

Penanganan Blefaritis

            Langkah pertama yang dapat kita lakukan dalam penanganan blefaritis yaitu dengan menggunakan kain bersih yang telah dibasahi dengan air hangat untuk membersihkan masing-masing mata. Akan lebih baik jika dapat menggunakan 2 kain yang berbeda pada saat membasuh masing-masing mata. Tetapi Jika perwatan mandiri tersebut tidak dapat meredakan gejala blefaritis, maka segerakan untuk memeriksakan diri ke dokter mata.

Daftar Pustaka

            Fernanda, Marcella Dena. “Blefaritis: Etiologi, Klasifikasi, Diagnosis, dan Tata Laksana” Jurnal CDK-309/ Vol. 49 No. 10. Universitas Lampung, 2022.

Utami, “Diagnosis dan Manajemen pada Blefaritis Anterior dan Posterior” Jurnal Intisari Sains Medis 2021, Volume 12 No. 1. E-ISSN: 2089-9084.

Wenny et al. “Gambaran Penderita Infeksi Mata di Rumah Sakit Mata Manado Provensi Sulawesi Utara periode Juni 2017 – juni 2019. Jurnal. E-ISSN 2337-5949. 2019.