Akademi Refraksi Optisi & Optometry Gapopin foto bersama setelah Kegiatan Bakti Sosial

Sultan Banten Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja.MBA mengapresiasi kegiatan Bakti Sosial Mahasiswa Akademi Refraksi Optisi dan Optometry (ARO) Gapopin Jakarta di tiga RW di perumahan Graha Walantaka, Pengampelan, Walantaka, Serang – Banten. Di hadapan 250 masyarakat dan 90 mahasiswa dan Dosen ARO Gapopin, Sultan menyatakan bahwa Bakti Sosial di masa puasa ini membantu masyarakat untuk bersih mata dan bersih hati.

Baksos ARO Gapopin berlangsung tanggal 3-5 April di tiga lokasi, yakni di Masjid An-Nur, di rumah Ketua RW 05, dan di Mushola. Sultan Banten mendatangi seluruh tiga lokasi untuk membuka acara. Di lima kelompok mahasiswa yang masing-masing didampingi satu Dosen cermat melayani masyarakat. “Hari Senin ini kami memeriksa kelainan refraksi sehari penuh, Selasa kami mengerjakan semua kacamata sekitar 270 buah, dan hari Rabu, kami akan melakukan proses fitting dan menyerahkan kacamata,” ujar Wadir Bidang Akademik M. Wahyu Budiana.

ARO Gapopin melaksanakan Bakti Sosial yang merupakan bagian dari Ujian Akhir Praktik. Ujian praktik ini menjadi bagian proses mahasiswa untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Refraksionis Optisien (AMd. RO). Sejumlah 80an mahasiswa angkatan 29 mengikuti kegiatan edukasi kesehatan mata, pemeriksaan mata, dan pemberian kacamata gratis. “Kuota masyarakat penerima bantuan adalah 250 ditambah 20 untuk pengurus Kelurahan dan Kecamatan,” ujar Triyanto dan Fajar Rizki, Koordinator Angkatan ini.

Bagian sekretariat Kesultanan Banten Pak Hayumi serta Ketua RW 7 Pak Muhaimin menyebut masyarakat penerima manfaat sangat membutuhkan bantuan kacamata. “Penerima manfaat umumnya berusia di atas 40 tahun dan tidak bekerja lagi. Mereka bekas pekerja pabrik. Pemeriksaan mata dan bantuan kacamata sangat mereka butuhkan,” ujar Pak Hayumi.

Ketua RW 07 Pak Muhaimin menggambarkan antusiasme masyarakat karena bisa mendapat bantuan kacamata. “Masyarakat ini terdiri dari RW 5, 6, dan 7 dan semuanya terdiri dari 13 RT. Mereka semua sekitar 1.000 kk. Dengan kuota hanya 250 dan tambahan 20 sehingga 270, masih banyak masyarakat yang tidak kebagian. Mereka meminta agar ARO Gapopin mengadakan lagi kegiatan seperti ini,” ujar Pak Muhaimin.

Para mahasiswa, Heni Suprihatin, Iya Juleha, Devi Kartika, dan Piter Gunawan mengaku bahagia bisa mempraktikkan ilmu refraksi optisi yang sudah mereka pelajari di kampus. Nursamsin, Freddy, dan Ardi mengaku antusias bisa melakukan sesuatu yang berarti untuk masyarakat.

Direktur ARO Gapopin Ferry Doringin menyatakan bahwa baksos ini merupakan bagian dari komitmen ARO Gapopin yang ingin mengatasi masalah masyarakat. Pak Ferry mengutip publikasi WHO yang menyatakan mengenai peningkatan kasus myopia atau gangguan penglihatan jauh yang sangat tinggi dan diprediksi akan diderita setengah dunia pada tahun 2050. “Dosen dan mahasiswa ARO Gapopin ingin ambil bagian pada masalah kesehatan mata dunia ini,” ujarnya.