Ditulis Oleh : Murni Marlina Simarmata, S.S., M.Pd.

Lensa kontak pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan lensa konvensional yakni sebagai alat koreksi penglihatan. Lensa kontak dapat mengoreksi, antara lain, rabun jauh, rabun dekat, astigmatisme dan fokus pandangan yang buruk (Andini, 2018). Karena itu, kelebihan lensa kontak dibanding lensa konvensional bukan pada fungsi koreksi, melainkan pada fungsi kosmetik.

Istilah fungsi kosmetik merujuk pada penggunaan lensa untuk menunjang gaya hidup (fashion), bukan semata-mata hanya alat koreksi penglihatan. Dalam hal ini, preferensi terhadap lensa kontak terus meningkat karena sifatnya yang fleksibel, berbahan tipis, tidak membutuhkan gagang (frame).

Dengan spesifikasi seperti itu, para pengguna lensa kontak dapat menjalankan aktivitas yang membutuhkan banyak gerakan (seperti olahraga) tanpa terganggu sebagaimana akan mereka alami jika menggunakan lensa konvensional. Selain itu para pengguna lensa kontak merasa tampil lebih modis dengan mata berwarna.

Karena itulah pengguna lensa kontak terus meningkat tajam. Di Amerika Serikat menurut data terbaru dari CDC (Center for Disease Control and Prevention, 2021) jumlah pengguna lensa kontak mencapai 45 juta. Di negara-negara berkembang, jumlah pengguna lensa kontak juga diyakini terus bertambah pesat seiring dengan peningkatan tingkat ekonomi masyarakat.

Di tengah tren penggunaan lensa kontak, keamanan proses pemasangan dan penyimpanan lensa perlu ditegaskan kepada para pengguna. Data dari CDC (2021) menunjukkan 8 % pengguna lensa kontak di Amerika Serikat mengalami gangguan mata lebih parah akibat kesalahan dalam pemasangan (pelepasan), penyimpanan dan berbagai prosedur penting lainnya. Dengan tingkat literasi yang lebih rendah di negara-negara berkembang, logis mengasumsikan bahwa pengguna lensa kontak di negara-negara berkembang jauh lebih rentan (berisiko) mengalami gangguan penglihatan atau terserang penyakit mata karena penanganan lensa kontak yang kurang hati-hati dan tidak sesuai dengan SOP.

Dikutip dari laman alodokter.com (21/08/22), kesalahan dalam penanganan dan perawatan lensa kontak dapat mengakibatkan infeksi pada mata dan luka pada kornea. Selain itu, mata juga menjadi rentan terhadap konjungtivis, mata kering, keratritis dan penyakit-penyakit lain. Karena itu, alodokter.com memberi saran berikut yang dapat kita terima sebagai SOP dalam pemilihan, penanganan dan perawatan lensa kontak:

  1. Konsultasi dengan dokter mata terlebih dahulu untuk menentukan jenis lensa kontak yang sesuai.
  2. Beli lensa kontak di apotek atau optik yang terpercaya agar lebih aman, dan sebaiknya hindari membeli lensa kontak yang dijual tanpa resep dari toko yang tidak berlisensi.
  3. Cuci tangan dengan sabun dan keringkan tangan dengan kain bersih setiap kali sebelum menyentuh lensa kontak.
  4. Jaga kesebersihan lensa kontak beserta tempat penyimpanannya serta ikuti petunjuk penggunaan dan perawatan lensa kontak.
  5. Cuci dan bersihkan lensa kontak secara teratur dengan cairan pembersih yang tepat dan hindari membersihkan lensa kontak dengan air liur atau air keran.
  6. Hindari menggunakan ulang cairan pembersih yang telah dipakai atau sudah kedaluwarsa.
  7. Kenakan lensa kontak terlebih dahulu sebelum menggunakan makeup dan lepaskan terlebih dahulu sebelum menghapus makeup.
  8. Lepaskan lensa kontak sebelum tidur dan sebelum berenang.
  9. Hindari berbagi lensa kontak dengan orang lain.
  10. Ganti lensa kontak dan tempat penyimpanannya secara teratur sesuai anjuran dokter atau aturan pemakaian merek lensa kontak yang digunakan.

Dengan berpegang pada SOP seperti di atas, fungsi lensa kontak sebagai alat koreksi sekaligus sebagai alat penunjang gaya hidup (fungsi kosmetik) bisa didapatkan pengguna dengan lebih baik. Resiko gangguan kesehatan mata dapat diminimalisir.

Dirangkum dari berbagai sumber, antara lain:

www.cdc.gov

eprints.undip.ac.id

alodokter.com