Oleh : Rangga Adhitia Hermawan, S.M.

Diabetic retinopati adalah gangguan pada mata yang terjadi pada penderita diabetes. Pada awalnya, retinopati diabetes sering kali hanya menunjukan gejala ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali. Namun apabila tidak ditangani, diabetic retinopati dapat menyebabkan kebutaan. Diabetic retinopati  merupakan kelainan retina pada pasien diabetes mellitus, (DR) dapat diklasifikasikan berdasarkan keadaan klinis. (DR) nonproliferatif ditandai dengan perubahan vaskulerisasi intraretina, sedangkan pada (DR) proliferative ditemukan neovaskulerisasi akibat iskemi. Angka kejadian (DR) pada semua populasi diabetes meningkat seiring durasi penyakit dan usia pasien. (DR) jarang terjadi pada anak usia kurang dari 10 tahun, namun risiko meningkat setelah usia puberitas. (DR) merupakan penyebab paling sering dari kasus kebutaan baru diantara orang dewasa berusia 20-74 tahun.

            Menurut Badan Internasional untuk pencegahan kebutaan (IAPB) pada tahun 2015, 145 juta orang menderita diabetic retinopati (DR). Di Eropa, diperkirakan antara 20% dan 35% penderita diabetes akan mengalami retinopati diabetik dan sekitar 2% akan mengalami retinopati diabetik proliferatif. Diabetic retinopati adalah penyebab kebutaan kelima dan penyebab kebutaan pada gangguan penglihatan sedang hingga berat di dunia.

            Tatalaksana utama diabetic retinopati adalah pengendalian gula darah, hipertensi sistemik, dan hiperkolesterolemia. Meskipun diabetic retinopati nonproliferatif ringan-sedang tidak membutuhkan terapi, namun observasi perlu dilakukan secara berkala sesuai derajat diabetic retinopati, dan dilakukan pengendalian gula darah untuk dapat mencegah kebutaan.

A. Pencegahan Diabetic Retinopati

Adapun langkah-langkah pencegahan diabetic retinopati yaitu dengan memastikan gula darah dalam kondisi terkontrol, diabetic retinopati dapat dicegah. Konsultasikan pada dokter mengenai pemilihan makanan, latihan jasmani, dan obat-obatan yang tepat agar kadar gula darah penderita diabetes tidak tinggi.

B. Gejala Diabetic Retinopati

Awalnya, diabetic retinopati tidak menunjukan gejala, tetapi seiring waktu akan muncul gejala antara lain:

  1. Penglihatan menurun secara bertahap
  2. Bercak hitam pada penglihatan
  3. Noda yang melayang pada penglihatan (Floaters)
  4. Penglihatan berbayang
  5. Nyeri pada mata atau mata merah

C. Pengobatan Diabetic Retinopati

Pengobatan utama pada retinopati diabetic adalah dengan mengatur kadar gula darah agar tetap dalam kondisi terkontrol. Pengaturan kadar gula darah tidak menyembuhkan diabetic retinopati, melainkan untuk mencegah memburuknya fungsi penglihatan. Pada sebagian kasus, mengontrol kadar gula darah dapat menyebabkan tajam penglihatan membaik. Selain itu, ada beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan yaitu:

  1. Pemberian obat anti-VEGF (Vascular Endothelllal Growth Factor). Obat ini diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam mata. Tujuannya adalah untuk mencegah memburuknya retinopati diabetic.
  2. Laser. Tindakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan pada pembuluh darah retina yang pecah. Selain itu, laser juga bermanfaat untuk mencegah timbulnya pembuluh darah baru di retina yang dapat memperburuk penglihatan.
  3. Vitrekomi. Operasi Vitrekomi (pengangkatan vtreud dan menggantinya dengan bahan sintetis) dapat dilakukan pada retinopati diabetic yang sudah memasuki tahap proliferatif.

Daftar Pustaka:

Edgina et al. 2021. “Kadar Kalsifediol Sebagai Prediktor Derajat Keparahan Retinopati Diabetik Pada Pasien Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2”, Universitas Pelita Harapan. JIMKI Volume 8 no. 3.

            Elvira et al. 2019. “Retinopati Diabetes”. RSU Kabupaten Kerinci, Jambi. CDK-274/vol. 46 no. 3.

            Ernawati et al. 2019. “Skrinning Retinopati Diabetika pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskemas 1 Sumbang”, Prosiding Seminar Nasional dan Call For Papers November 2019.

            Manullang et al. 2014. “Prevalensi Retinopati Diabetik pada Penderita Diabetes Melitus Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Propinsi Sulawesi Utara Periode Januari – Juli 2014”. Universitas Sam Ratulangi.

            Nursyamsi et al. 2018. “Prevalensi Retinopati Diabetik yang Mengancam Penglihatan dan Tidak Terdiagnosa Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo”. Universitas Hasanuddin. JST Kesehatan, April 2018, Vol. 8 No. 2.