Ablasio retina adalah lepasnya lapisan syaraf penglihatan dalam bola mata dari lapisan di bawahnya atau lapisan retina pigmen epitelium (RPE) dengan akumulasinya cairan subretina. pada ablasio retina regmatogen (ARR) dimana ablasio terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina, dengan akibat retina terangkat dan terlepas dari lapisan pigmen epitel. Pada ablasio retina syaraf penglihatan dalam bola mata lepas dari lapisan dibawahnya dengan akibat retina tidak dapat mengirimkan rangsangan cahaya ke otak sehingga penglihatan di daerah yang lepas akan terganggu.

Pada penderita ablasio retina umumnya terjadi penurunan visus yang tajam dan secara tiba-tiba. Myopia atau juga disebut rabun jauh adalah kelainan refraksi dimana bayangan jatuh didepan retina mata, dan myopia sendiri pun dibagi menjadi tiga yaitu myopia ringan meliputi kekuatan rendah sampai dengan -3.00 dioptri, myopia sedang yaitu dengan ukuran -3.00 sampai -6.00, dan myopia tinggi yaitu dengan kekuatan yang lebih besar dari -6.00.

Myopia tinggi sering memerlukan perhatian yang lebih serius, pada pasien dengan myopia tinggi, yang mencapai sekitar 2% dari populasi, lebih mungkin untuk menderita penyakit mata tertentu seperti glaucoma atau katarak, dan lebih khusus yang berhubungan dengan retina yaitu ablasio retina, degenerasi retina sentral dan lainnya.

Adapun gejala yang timbul pada ablasio retina antara lain:

  1. Penglihatan terhalang objek seperti tirai transparan yang menutupi mata akibat keruhnya vitreous oleh darah.
  2. Muncul seperti kilatan – kilatan cahaya secara mendadak saat melihat (fotopsia), biasanya dalam keadaan gelap.
  3. Penglihatan mulai kabur.
  4. Mata terasa berat
  5. Penurunan tajam penglihatan

Ablasio retina dapat terjadi pada usia muda hingga usia lanjut, dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius berupa kebutaan. Meskipun telah dicapai keberhasilan penempelan retina secara anatomis, belum tentu diikuti oleh perbaikan secara fungsional. Salah satu penyebabnya adalah keterlambatan dalam diagnosis dan tatalaksana sehingga berpengaruh pada perbaikan tajam penglihatan setelah operasi.

Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel ini adalah, ablasio retina tidak hanya menyerang orang usia tua, tetapi juga bisa menyerang anak pada usia muda yang tergolong produktif. Serta salah satu faktor umum penyebab terjadinya ablasio retina adalah Myopia tinggi dengan power lebih dari -6.00 Dioptri. Apabila kita mengalami gejala-gejala seperti diatas maka segerakanlah melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis agar cepat mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Daftar pustaka

Budhiastara et al, 2016, Ablasio Retina Regmatogen Pada Penderita Myopia Di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Periode Oktober 2015-Maret 2016.

https://www.klinikmatanusantara.com/id/ketahui-lebih-lanjut/info-kesehatan-mata-dari-kmn-eyecare/artikel/ablasio-retina-penyebab-gejala-dan-penanganannya/

Mahendra nindya, 2021, Hubungan Faktor Risiko Dengan Kejadian Ablasio Retina Regmatogen Di Rumah Sakit Sriwijaya Palembang, Skripsi, Universitas Sriwijaya.

Marcel et al, 2021, Karakteristik Ablasio Retina Rhegmatogenosa Di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar Pada Tahun 2018, Jurnal Medika Utama, ISSN: 2597-8012, Vol, 10 No. 4, 2021.

Perdami, 2018, Ablasio Retina Regmatogen, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.