Oleh : Putri Ghanim Septia Habiba, A.Md.RO., M.Pd

Kamu pernah merasa seolah melihat bayangan benda kecil seperti titik atau garis yang “mengambang” dan “melayang-layang” pada lapang area pandang di mata?

Setelah keluar dari berkendara dengan kondisi siang hari yang terik, bayangan kecil itu terlihat lebih nyata dibandingkan saat berada di dalam ruangan atau di tempat yang lebih gelap.

Fenomena dalam penglihatan seperti itu disebut dengan eye floaters dan sangat umum bagi kebanyakan orang.

Lalu kenapa ya kita bisa melihat floaters? Apa penyebabnya dan apakah berbahaya untuk penglihatan kita?

Apa itu Floaters?

Floaters adalah bintik-bintik dalam penglihatan kita yang melayang ketika kita menggerakkan mata dan tampak selalu melesat ketika kita mencoba melihatnya secara langsung. Floaters sering terjadi dan umumnya tidak berbahaya. Meski begitu, beberapa penyakit atau kondisi tertentu dapat menyebabkan timbulnya floaters.

Floaters tidak berbahaya jika : berjumlah sedikit, hanya terjadi sesekali, tidak bertambah parah, dan tidak mengganggu penglihatan. Ukuran floaters bisa bervariasi, mulai dari bintik-bintik hitam kecil hingga bayangan yang lebih besar seperti bentuk tali yang panjang. Floaters biasanya muncul saat seseorang melihat cahaya terang seperti matahari. Bisa juga saat menatap warna dasar, seperti warna putih, terlalu lama. Ini karena iluminasi terang meningkatkan kontras antara kegelapan floaters dan cahaya di sekitarnya, membuatnya lebih terlihat. Namun, jika kondisi ini disebabkan oleh penyakit, floaters dapat terlihat setiap saat.

Penyebab Floaters

Floaters dapat timbul ketika vitreus (cairan serupa gel yang mengisi bola mata) berkurang, sehingga membentuk untaian kolagen. Untaian ini menimbulkan bayangan yang ditangkap oleh retina mata sebagai floaters.

Floaters umumnya bergoyang atau bergerak saat mata bergerak. Ini karena gel vitreous adalah struktur yang dinamis dan sedikit menekan dengan gerakan mata. Jadi, saat kamu melihat ke kanan misalnya, floaters mungkin akan melesat ke kanan dan kemudian kembali ke tengah saat gel vitreous kembali ke posisi istirahat normal.

Gangguan pada vitreus dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, antara lain:

  1. Usia
    Seiring bertambahnya usia, kekentalan vitreus akan berkurang. Akibatnya, vitreus akan mengerut, dan beberapa bagian dalam bola mata akan ikut tertarik. Kondisi ini disebut juga dengan posterior vitreous detachment.
    Saat vitreus mengerut dan bertambah padat, kolagen di dalamnya juga akan menggumpal dan menghalangi jalannya cahaya. Akibatnya, gambar yang diterima oleh retina akan memiliki bayang-bayang kecil atau floaters.
  2. Pendarahan pada mata
    Darah tidak dapat ditembus oleh cahaya. Oleh karena itu, perdarahan pada vitreus dapat menghalangi jalannya cahaya. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan di vitreus antara lain trauma langsung pada mata atau gangguan pada pembuluh darah di dalam mata, seperti yang terjadi pada kasus retinopati diabetik.
  3. Peradangan pada mata bagian belakang
    Kondisi ini disebut juga dengan istilah uveitis posterior. Pada kondisi ini, uvea (lapisan mata yang terletak di belakang mata) mengalami peradangan, misalnya akibat infeksi. Kondisi ini dapat menyebabkan sel-sel peradangan masuk ke dalam vitreus dan terlihat sebagai floaters.
  4. Robekan pada retina
    Robekan pada retina dapat terjadi ketika vitreus mengerut dan menarik lapisan retina. Apabila tidak segera diatasi, robekan ini akan menyebabkan lepasnya lapisan retina (ablasi retina). Ketika retina terlepas, otomatis cahaya tidak bisa diterima dengan baik sehingga timbul bayangan berupa floaters.
  5. Tumor mata
    Tidak semua tumor dapat menyebabkan floaters, kecuali jika lokasinya dekat dengan vitreus atau sudah menyebar ke vitreus. Tumor mata dapat berupa tumor ganas atau jinak.
  6. Operasi dan prosedur pada mata
    Penyuntikan obat-obatan tertentu ke dalam vitreus dapat menghasilkan gelembung yang bisa menimbulkan floaters. Beberapa metode operasi pada vitreus juga dapat menyebabkan munculnya gelembung yang dapat terlihat sebagai floaters.

Faktor Risiko Terjadinya Floaters

Dalam banyak kasus, floaters tidak berbahaya dan merupakan akibat dari proses penuaan. Floaters juga dapat muncul tanpa penyebab yang jelas. Tapi, ada pula masalah serius yang menimbulkan floaters, seperti ablasio retina (retinal detachment), infeksi, peradangan (uveitis), perdarahan, dan luka pada mata. Floaters juga lebih umum ditemui pada mereka yang pernah menjalani operasi katarak, mengidap diabetes, dan miopia (rabun jauh).

Pasien dengan beberapa kondisi yang menyebabkan kehilangan penglihatan sebagian, seperti katarak atau degenerasi makula, mungkin tidak terlalu menyadari adanya floaters.

Beberapa pasien dengan floaters yang banyak atau berukuran besar mungkin saat pemeriksaan mata tidak melaporkannya atau menutup-nutupi gejala tersebut. Ada satu kondisi yang disebut sebagai asteroid hyalosis ditandai dengan puluhan atau bahkan ratusan floaters kecil kekuningan di seluruh rongga vitreous di satu atau kedua mata.

Atau seseorang dengan pekerjaan atau hobi tertentu, seperti pengemudi truk atau atlet outdoor, mungkin lebih banyak mengeluhkan kehadiran floaters karena dampaknya lebih besar pada kehidupan sehari-hari mereka.

Meski dapat terjadi pada siapa saja, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya floaters, yaitu:

  1. Berusia lebih dari 50 tahun
  2. Mengalami rabun jauh
  3. Menderita diabetes
  4. Pernah menjalani operasi katarak
  5. Memiliki anggota keluarga dengan riwayat ablasi retina

Pencegahan

Floaters pada mata kebanyakan merupakan hasil dari proses penuaan alami, sehingga tidak dapat dicegah. Meski begitu, kamu bisa melakukan pemeriksaan mata rutin untuk memastikan kondisi tersebut bukan diakibatkan oleh masalah mata lain yang berbahaya dan dapat merusak penglihatan.

Menjaga kesehatan mata tetap penting dilakukan. Dilansir Medical News Today, beberapa caranya antara lain:

  1. Menjaga berat badan yang sehat.
  2. Makan makanan yang bervariasi dan bergizi.
  3. Tidak merokok atau berhenti merokok.
  4. Memakai kacamata hitam saat beraktivitas di luar ruangan.
  5. Memakai kacamata pelindung bila perlu.
  6. Sering mengistirahatkan mata.

Kapan Harus ke Dokter?

Kemunculan floaters mata secara tiba-tiba atau kemunculannya berhubungan dengan kilatan atau kedipan cahaya, mungkin itu menandakan robekan retina yang memerlukan perawatan untuk mencegah ablasi retina. Penglihatan kabur atau tertutup oleh bayangan seperti tirai atau hilangnya penglihatan samping juga merupakan gejala ablasi retina yang perlu diwaspadai.

Menurut keterangan dari National Eye Institute, dokter mata dapat mendiagnosis floaters dengan meneteskan obat tetes mata untuk melebarkan pupil, lalu memeriksa mata untuk mengidentifikasi floaters dan masalah mata lainnya bila ada.

Pemeriksaan ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi dokter mungkin melakukan penekanan terhadap kelopak mata untuk memeriksa apakah ada robekan pada retina. Ini mungkin terasa tidak nyaman bagi sebagian orang.

Segera periksakan diri ke dokter mata bila kamu mengalami:

  1. Jumlah floaters meningkat secara tiba-tiba.
  2. Terlihat kilatan atau kedipan cahaya.
  3. Kehilangan penglihatan samping.
  4. Perubahan yang datang dengan cepat dan memburuk seiring waktu.
  5. Floaters muncul setelah operasi mata atau trauma mata.
  6. Mata terasa sakit.

Referensi

  1. Zeydanli, E. et al. (2020). Management of Vitreous Floaters: An International Survey the European VitreoRetinal Society Floaters Study Report. Eye (London, England), 34(5), pp. 825–834.
  2. https://www.sec.rsisultanagung.co.id
  3. https://kmu.id/category/eyelink-group-klinik-mata-kmu/
  4. https://www.idntimes.com/