Ditulis Oleh : Murni Marlina Simarmata, S.S., M.Pd.

Sumber gambar: visionprooptical.com

Kolesterol dibutuhkan tubuh manusia dalam kadar tertentu. Kolesterol merupakan lemak yang diproduksi tubuh dan juga berasal dari makanan hewani. Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk memproduksi vitamin D, berbagai hormon penting dan menjaga fungsi empedu. Tapi jika kadar kolesterol dalam tubuh manusia melebihi ambang batas yang dibutuhkan, akan menjadi sumber aneka penyakit (Zamrodah, 2019).

Menurut Kementerian Kesehatan RI, ambang batas kolesterol dalam tubuh manusia adalah 240 mg/dL (Zamrodah, 2019). Artinya jika kadar kolesterol dalam tubuh lebih dari 240 mg/dL akan menjadi gangguan bagi kesehatan, salah satunya bagi mata. Kolesterol tinggi dapat menghambat pasokan udara dan gizi ke bagian retina mata. Penyumbatan pembuluh darah pada mata akibat kelebihan kolesterol ini dapat menyebabkan stroke mata yang dalam dunia medis didiagnosa sebagai oklusi pada arteri atau  vena retina (visionprooptical.com).

Selain itu, kelebihan kolesterol juga dapat menyebabkan xanthelasma yakni munculnya gumpalan atau plak kekuningan di sekitar kelompak mata. Gumpalan tersebut muncul akibat endapan lemak yang merupakan residu dari deposit kolesterol di bawah kulit. Kendati tidak mengakibatkan rasa sakit atau gatal pada mata, gumpalan tersebut akan terus bertahan sekalipun telah menjalankan terapi penurunan kolesterol (clevelandclinic.org).

Kelebihan kolesterol juga dapat memicu munculnya tumpukan lemak membentuk lingkaran putih atau abu-abu-abu di sisi luar kornea. Kondisi ini dalam dunia medis dikenal sebagai arcus senilis dan pada umumnya terjadi pada lansia. Tapi dalam beberapa kasus kelebihan kolesterol pada usia muda dijumpai juga munculnya arcus sinilis. Namun, gumpalan tersebut juga tidak mempengaruhi penglihatan dan tidak membutuhkan penanganan medis. Gejala tersebut hanya pertanda terjadinya kelebihan kolesterol yang perlu ditangani sebelum memicu komplikasi aneka penyakit (medicaltodaynews.com).

Selain ketiga resiko tersebut, kolesterol tinggi membuat risiko terhadap glaukoma  semakin tinggi juga. Kendati secara umum glaukoma dikenal sebagai penyakit turunan (genetic), kelebihan kolesterol dalam tubuh dapat menaikkan potensi serangan penyakit tersebut. Glaukoma terjadi karena kerusakan saraf optik akibat tekanan pada bola mata. Tekanan tersebut bersumber dari konsentrasi cairan dalam mata. Dalam kondisi normal, cairan tersebut mengalir keluar melalui jaringan yang disebut trabecular meshwork. Jaringan tersebut terletak pada sudut antara iris dan kornea. Penumpukan lemak di mata dapat mengganggu jaringan tersebut sehingga cairan dari mata tidak bisa mengalir dengan lancar. Karena itu, berbagai studi menunjukkan, orang yang mengalami kelebihan kolesterol, 75 % lebih rentan terhadap glaukoma (Posch-Pertl et al., 2022).

Referensi:

Xanthelasma. ttps://my.clevelandclinic.org/health/diseases/233

Eye Occlusions, https://www.visionprooptical.com/blog/418106-eye-occlusions/.

Arcus senilis: What you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/319490

Posch-Pertl, L., Michelitsch, M., Wagner, G., Wildner, B., Silbernagel, G., Pregartner, G., & Wedrich, A. (2022). Cholesterol and glaucoma: a systematic review and meta-analysis. Acta Ophthalmologica, 100(2), 148–158. https://doi.org/10.1111/aos.14769

Zamrodah, Y. (2019). Bawang Kolesterol. 15(2), 1–23.