Sebelum pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh dunia, kita telah sering mendengar prediksi para ahli tentang pergeseran tren mengajar dari format tatap muka  ke format daring (online). Bukan hanya aktivitas di bidang akademik, berbagai bidang lain juga diprediksi akan segera go online. Pergeseran tren tersebut dinilai sebagai sebuah keniscayaan yang tak mungkin ditolak karena perkembangan pesat teknologi informasi merangsang perubahan-perubahan revolusioner. Siapapun yang menolak dan tidak mempersiapkan diri menyambut pergeseran revolusioner tersebut, akan tersingkir dari persaingan. Begitu kira-kira para pengamat mewanti-wanti.

Tahun-tahun berganti sejak prediksi tersebut digulirkan, inovasi-inovasi di bidang teknologi informasi terus bermunculan. Tapi kita belum juga melihat persiapan serius menyongsong aktivitas daring tersebut, selain di bidang perdagangan (tren belanja online). Kemudian pandemi datang dan tak ada pilihan bagi kita selain beraktivitas secara online.

Kita tahu, merubah sistem kerja yang telah nyaman kita jalankan selama bertahun-tahun tidaklah mudah. Selain mental, kita perlu mempersiapkan diri dengan pengetahuan baru, manajemen baru, fasilitas dan sebagainya. Penulis sendiri merasa gelagapan dari sisi mental, penguasaan teknologi dan manajemen ketika mulai mengajar online di masa-masa awal pandemi.

Untunglah, ARO GAPOPIN (tempat penulis mengabdi sebagai dosen) cukup sigap; tidak hanya mempersiapkan fasilitas-fasilitase-learning dengan cepat, tetapi juga dengan tekun membimbing para dosen untuk bisa menggunakan fasilitas-fasilitas baru tersebut dengan baik.Pimpinan terus memantau dan mengarahkan agar aktivitas akademik yang berlangsung daring tersebut berjalan dengan efektif. Penanggungjawab IT cukup responsif mendengarkan keluhan serta masukan para dosen dan mahasiswa, kemudian dengan sigap membenahi fasilitaselearning sehingga lebih mampu mempermudah proses pembelajaran. Dalam perjalanan waktu, proses bekerja secara online sambil berbenah tersebut akhirnya mulai memberikan rasa nyaman dan semakin settled. ARO GAPOPIN sukses menjalankan penerimaan mahasiswa baru secara online, pembelajaran online, ujian online, sidang KTI (Karya Tulis Ilmiah) secara online, kegiatan-kegiatan kemahasiswaan secara onlinedan sekarang sedang mempersiapkan wisuda online.

Salah satu pelajaran penting yang didapat penulis dari pengalaman mengajar online selama beberapa bulan ini, pentingnya manajemen baru dalam mempersiapkan materi perkuliahan. Sebelum pandemi, penulis hanya mempersiapkan diri dengan membaca materi dan sumber-sumber pendukung lain sebelum memberikan kuliah. Kini penulis menyadari pentingnya mengetik keterangan-keterangan tambahan yang akan diajarkan sebelum memulai perkuliahan.

Ketika kuliah online berlangsung (baik berbasis teks melalui SIAKAD maupun berbasis video tatap muka melalui ZOOM), dosen tidak perlu menghabiskan waktu mengetik hal-hal yang perlu ditunjukkan kepada mahasiswa secara tertulis. Jika sudah disiapkan sebelumnya dalam bentuk soft copy, dosen tinggal men-copy dan paste, sehingga dosen bisa lebih fokus dan lebih mampu menguasai jalannnya perkuliahan. Seringkali, teks yang sudah dituliskan di aplikasi online gagal terkirim (misalnya karena jaringan buruk), kemudian hilang dan harus diketik lagi dari awal. Resiko seperti itu bisa diatasi dengan mempersiapkan materi tambahan dalam bentuk soft copy.

Sebagai penutup, penulis kini menyadari bahwa di balik semua kesulitan yang didatangkan pandemi Covid-19 ternyata ada hikmah atau semacam berkah tersembunyi (a blessing in disguise). Salah satunya, kita “dipaksa” untuk lebih terampil menajalankan perkuliahan online. Dengan kata lain, pandemi ini telah mengakselerasi tren kuliah online dan karenanya kini banyak dosen dan mahasiswa semakin terampil memanfaatkan perangkat-perangkat online.

Leave a Reply